Publiknews.id Garut – Kebakaran yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Bajing, Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat diduga disengaja. Hal tersebut diungkapkan Pemerhati Kebijakan Publik Garut, Asep Muhidin.
“Kebakaran ini diduga disengaja untuk mengurangi penumpukan sampah, ini terjadi setiap tahun. Dampaknya sangat berbahaya bagi masyarakat sekitar, efek asapnya itu bisa mengandung racun,” ujarnya kepada Publiknews.id Sabtu, (22/07/2023).
Ia menuturkan, Pemerintah Kabupaten Garut harus bergerak cepat menangani permasalahan sampah yang dibuang di TPA Pasir Bajing. Gerak cepat tersebut menurutnya, untuk mencegah permasalahan yang lebih rumit di masa yang akan datang.
“Seandainya dibuatkan tempat pengelolaan pupuk organik bisa habis itu sampah, bisa dapat PAD juga. Cuma berani gak Pemkab Garut membuat komitmen,” ungkapnya.
Asep menjelaskan, menangani sampah dengan membeli lahan yang lebih luas di wilayah Pasir Bajing bukan solusi riil yang diperlukan saat ini. Tapi, harus ada upaya agar sampah tersebut bisa didaur ulang sehingga bisa menghasilkan keuntungan untuk pendapatan daerah.
“Masalahnya Pemkab berani atau tidak. Saya kira banyak ahli pengelolaan sampah di Garut, bisa diajak kerjasama,” ungkapnya.
TPA Pasir Bajing berlokasi di Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa – Barat. Adapun lokasi tersebut, berada di kawasan kaki Gunung Guntur. Dalam tiga hari terakhir, TPA Pasir Bajing terbakar. Asap dari kebakaran tersebut disebut mengganggu warga sekitar.
Dasep (52) warga Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi mengatakan, kebakaran tersebut mulai terlihat sejak tiga hari yang lalu.
“Setiap malam asap tertiup angin ke pemukiman, ini yang menyebabkan warga merasa terganggu, api awalnya dari bawah TPA,” ujarnya.
Menurutnya, kebakaran di TPA Pasir Bajing kerap terjadi setiap tahunnya, jika memasuki musim kemarau. Ia menuturkan, upaya pemadaman api dilakukan setiap harinya dibantu warga sekitar.
“Ini sambil memulung sampah, sambil matiin api. Takutnya menyebar lagi,” tandasnya. ( Diky )