PUBLIKNEWES.ID, LUWU – Kurangnya keterlibatan kepala sekolah dalam proyek pembangunan di lingkungan pendidikan di kabupaten Luwu menuai kritik. Sul nama Sapaannya seorang aktivis pendidikan, menyoroti praktik yang selama ini terjadi, di mana pihak ketiga disinyalir sering kali mengabaikan peran kepala sekolah dalam proses pelaksanaan proyek. Sabtu (22/2/2025)
Menurut Sulaiman, banyak proyek yang terbengkalai atau dikerjakan tanpa koordinasi yang jelas. Kepala sekolah yang seharusnya memiliki kewenangan dalam mengawasi justru sering dipinggirkan dalam pengambilan keputusan.
“Sejak proyek dimulai hingga selesai, kepala sekolah seolah tidak dianggap. Bahkan, serah terima pekerjaan pun sering diabaikan. Akhirnya, sekolah terpaksa menerima hasil pekerjaan apa pun kondisinya,” ujarnya.
Ia menegaskan perlunya mekanisme yang lebih jelas dan transparan agar kepala sekolah dapat berperan aktif dalam memastikan kualitas proyek sesuai standar. Dengan begitu, pembangunan di lingkungan pendidikan tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga benar-benar memberikan manfaat bagi sekolah dan siswa.
Sul berharap ke depan ada kolaborasi lebih baik antara sekolah, pihak pelaksana, dan tim teknis profesional. “Jika sekolah lebih dilibatkan, proyek bisa berjalan lebih efektif, akuntabel, dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan,” pungkasnya. (Tim/Red)