Publiknews.id, Mamuju – Pasca Kejadian pada kejadian seorang khatib shalat Idul Fitri ditinggal sebagian jemaahnya saat membahas tentang kecurangan Pemilu, di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta baru-baru ini.
Kejadian tersebut terekam dalam sebuah video berdurasi beberapa detik yang menampilkan sejumlah jemaah beranjak pergi meninggalkan lapangan tempat shalat.
Dikutip dari CNN Indonesia, https://t.ly/MObUD Kemenag : Khotbah Salat Id Bahas Pemilu Curang Tak Sesuai Imbauan.
Menyikapi hal tersebut, Plt.Kepala Badan Kesbangpol Sulbar Muh.Yusuf Tahir Minta Pemuka Agama Perhatikan Tema Ceramah Demi Keharmonisan.
Muh. Yusuf Tahir menyampaikan pernyataan penting kepada pemuka agama di Sulbar. Ia menekankan pentingnya pemuka agama memperhatikan tema ceramah agar tidak menimbulkan konflik di masyarakat.
Muh Yusuf menegaskan bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh pemuka agama memegang peranan penting dalam mempengaruhi sikap dan tindakan umatnya.
“Dalam konteks keberagaman Sulbar, kesadaran akan pentingnya tema ceramah yang memperkuat toleransi dan keharmonisan antaragama menjadi kunci untuk mencegah potensi konflik,” kata Muh. Yusuf.
Oleh karena itu, Muh. Yusuf Tahir meminta kerjasama semua pihak, termasuk pemuka agama, untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis bagi seluruh masyarakat Sulbar.
Muh. Yusuf Tahir berkomitmen pada setiap momen pencerahan kepada masyarakat hendaknya tidak lupa menyinggung tema persatuan dan kesatuan bangsa, karena dengan perasatuan memberi makna keteguhan untuk hidup bersama dan tidak akan terombang ambing. Persatuan memiliki arti yang penting bagi bangsa Indonesia untuk menghindari konflik dan perpecahan antar golongan masyarakat dan juga berharap, sejatinya seorang Dai/Tokoh Agama tidak luput mengingatkan ummat untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan , dan menghindarkan ceramah yang sifatnya provokatif sehingga berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat, sehingga tema yang tak kala pentingnya untuk diingatkan kepada masyarakat sesuai ketentuan yang di atur sesuai surat edaran Menteri Agama No 1 tahun 2024 pada point 8 Hendaknya Ceramah Ramadhan dan Khutbah Idul Fitri disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi ,persatuan dan kesatuan bangsa serta tidak bermuatan politik praktis (sesuai surat edaran Menteri Agama Nomor 09 tahun 2023 ).meskipun momen edaran ini sudah berlalu, namun konten edaran tersebut masih update untuk diterapkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Terpisah Plt.Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat, Syamsul menyampaikan, sebagai penguatan terhadap Surat edaran Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2024. beliau berharap Momen hari raya harus menjadi ajang merajut, memperkokoh kesejukan secara horisontal baik dengan keluarga, handai tolan, yang seagama, yg tdk seagama, serta simbol2 yg membuat kita berbeda selama ini, oleh karena itu, kegiatan atau apapun namanya yg kontraproduktif dengan upaya menyejukkan harus kita hindari, lanjut beliau untuk nanti saya akan himbau untuk semua pencerama pada moment halal bi halal harus dalam bingkai menyejukkan . (Red)
Penulis : badan kesbangpol
Editor : humassulbar