Perbincangan Memanas Jelang Pendaftaran Cakada Polman 2024: Golkar Jadi Sorotan
Partai Golkar menjadi top trending dalam perbincangan jelang fase pendaftaran Calon Kepala Daerah (Cakada) Polman 2024. Di tengah gemuruh opini yang digiring kubu Bebas Manggazali tentang klaim merebut Golkar, Ketua DPD Golkar Polman, Samsul Mahmud, justru bersikap tenang dan santai.
Bagaimana peluang Samsul Mahmud dan Bebas Manggazali dalam memperebutkan dukungan partai Golkar di Pilkada Polman? Berikut tanggapan dari Logos Politika.
“Variabel PO semua partai relatif sama dalam mengusung Cakada. Pertama, harus kader, kemudian punya kontribusi dan prestasi terhadap partai, lalu punya tren elektoral yang bagus serta instrumen politik dan amunisi menggerakkan struktur pemenangan. Kalau variabel-variabel itu tidak dipenuhi oleh kader, barulah partai membuka alternatif mencari figur eksternal,” ungkap Maenunis.
Menurutnya, dalam menentukan calon yang akan diusung, Golkar pasti menimbang antara kader dan bukan kader, prestasinya di Golkar, dan kontribusi apa yang sudah diberikan.
“Lihat dulu apa posisi dua orang ini di partai Golkar. Samsul Mahmud bukan hanya kader tapi ketua partai yang berkontribusi besar dan berprestasi membawa Golkar Polman merajai dua kali Pileg 2019 dan 2024. Mengukur Bebas Manggazali juga harus begitu, kontribusi dan prestasinya terhadap Golkar apa? Pada variabel ini, tidak apples to apples kalau Samsul Mahmud diperbandingkan dengan figur eksternal,” tambahnya.
Tren elektoral berdasarkan hasil survei antara Bebas Manggazali dan Samsul Mahmud akan menjadi variabel penting bagi partai Golkar dalam menentukan arah dukungan.
“Kalau mengukur keduanya dari tren elektoral, Samsul Mahmud unggul jauh dari pesaingnya Bebas Manggazali di tiga survei. Versi Pusdeham, Samsul Mahmud berada di angka 28,4%, sementara Bebas Manggazali di angka 8,1%. Versi Sigma Research Indonesia, Samsul Mahmud 27,6%, Bebas Manggazali 6,3%. Versi LSI, Samsul Mahmud 12%, Bebas Manggazali 7,3%. Bebas hanya unggul sangat tipis di survei Trust Indonesia Research dengan angka 8,6% dibandingkan Samsul Mahmud yang berada di angka 6,4%,” jelas Maenunis.
Ia menilai Samsul Mahmud juga akan lebih mampu mengkonsolidasikan serta menggerakkan struktur dan instrumen kerja politik partai Golkar dibanding Bebas Manggazali.
“Kalau Golkar mempersyaratkan kesiapan instrumen politik dan finansial kandidat, pada bagian ini Samsul Mahmud di atas kertas lebih memenuhi kriteria. Dengan tangan dingin, Samsul Mahmud sudah membuktikan diri berhasil memimpin Golkar memenangkan dua kali Pileg 2019 dan 2024 baik DPRD Polman maupun DPRD Sulbar. Kalau terkait finansial, ini saya rasa tidak perlu dijawab,” pungkas Maenunis.
Siapa yang akan mendapatkan SK Pilkada Polman 2024 dari partai Golkar? Mari kita nantikan siapa di antara Samsul Mahmud dan Bebas Manggazali yang akan mencapai garis finis. (**)